Bincang Santai di Kantin Polinela Bersama Komunitas Lapak Baca

0

Diskusi Bersama Komunitas Lapak Baca di Kantin Polinela (13/01/2022)

Sukma_Polinela; Beberapa mahasiswa Lapak Baca Politeknik Negeri Lampung (Polinela) bersama dengan mahasiswa umum Polinela melaksanakan diskusi terbuka di Kantin Polinela, Kamis (13/01/2022). Kegiatan tersebut dihadiri oleh Presiden Mahasiswa (Presma) periode 2018, Yongki Davidson dan Presma periode 2022 yang baru menjabat, yakni Adil Dharma Wibowo. Diskusi Lapak tersebut membahas terkait sistem perpeloncoan pada masa kini dengan tema “Perpeloncoan Berkedok Mendidik.”

Tujuan diskusi ini yaitu untuk memberikan pemahaman dasar apa itu perpeloncoan yang sesungguhnya, karena masih saja ada mahasiswa yang belum paham akan arti perpeloncoan. Dalam diskusi juga memberikan pandangan bagaimana sistem yang akan dilaksanakan jika sistem lama dihapuskan. Berdasarkan diskusi yang telah terlaksana ada beberapa sistem yang dapat menggantikan sistem perpeloncoan yakni, dengan mengadakan ceramah, permainan, pameran, dan lainnya.

Sistem perpeloncoan sendiri merupakan warisan yang dilaksanakan secara turun- temurun, perlu adanya kekuatan ekstra dari berbagai aspek untuk memutuskan lingkaran persetanan guna menghapuskan sistem tersebut. Hal ini dapat terlaksana, apabila seluruh aspek baik dari si korban maupun pelaku serta wadah tempat itu sendiri mau bersama- sama untuk menghapuskan, serta saling mendukung guna menciptakan sistem baru yang jauh dari perpeloncoan.

Secara harfiah, perpeloncoan adalah perkumpulan sebuah virtual ataupun tradisi penyambutan bagi seseorang yang ingin masuk ke dalam sebuah komunitas, organisasi, circle dan lainnya. Perpeloncoan di Indonesia sendiri sudah ada sejak zaman kolonial. “Bahwasanya perpeloncoan ini adalah salah satu warisan dari kolonial, dan bahkan di Kampus Utopia yang sekarang berubah nama menjadi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia itu awal mulanya,” ujar Yongki saat menjelaskan sejarah perpeloncoan di Indonesia.

Hadirnya diskusi ini karena adanya rasa prihatin dari teman-teman Lapak Baca terkait perpeloncoan, khususnya yang ada di Polinela. Setiap individu memiliki pandangan yang berbeda terkait tindakan perpeloncoan. Sering kali perpeloncoan terjadi secara tidak disengaja dan tanpa disadari oleh manusia itu sendiri. “Seringkali secara tidak sengaja dan tanpa sadar kita menjadi korban dan pelaku dalam perpeloncoan,” tutur Maulana Luthfi Afif salah satu anggota Lapak Baca.

Presma periode 2022 berharap agar diskusi-diskusi seperti ini dapat berjalan. “Harapannya diskusi seperti ini dapat berjalan serta banyak lagi, terutama untuk lembaga besar agar lebih berani mengangkat isu yang kontroversial,” kata Adil. (*Aura)

 

Reporter :

Melani Safira

Siti Marwiyah

Tinggalkan Balasan