Perempuan Kini dan Nanti
Oleh Aliya Mutiara Yasmin
Banyak perempuan yang dipandang sebelah mata hanya karena mereka ‘perempuan’. Perempuan dianggap sosok manusia yang lemah. Bahkan pernah saya mendengar sebuah kalimat bahwa perempuan itu tugasnya hanya di dapur, sumur dan kasur. Sehingga hal selain itu menjadi tidak penting dan menjadikan perempuan dianggap tidak mumpuni dalam kegiatan lainnya. Padahal secara etimologi, Perempuan berasal dari kata “empu” yang berarti “tuan”, yang mengartikan orang yang mahir atau berkuasa, kepala hulu, bahkan orang yang terhormat.
R.A. Kartini merupakan perempuan yang kita kenal dan tercatat dalam sejarah memperjuangkan emansipasi wanita. Beliaulah yang mempelopori kesetaraan dejarat antara wanita dan pria di Indonesia pada masanya. Dimana beliau berjuang agar wanita diakui kecerdasannya dan diberikan kesempatan yang sama untuk mengaplikasikan ilmu yang dimiliki. Sehingga, wanita tidak merendahkan diri dan tidak direndahkan derajatnya oleh kaum pria.
Pada masa kini, perjuangan emansipasi wanita terus berlanjut tetapi pada saat ini pula sudah terbuka peluang atau kesempatan bagi para perempuan untuk mendapatkan kesetaraan dengan pria. Sebagai contoh, tahta kepemimpinan tidak lagi harus dipegang oleh seorang pria, bahkan saat ini banyak wanita yang menjadi sosok pemimpin seperti Dr. Ir. Tri Rismaharini, M. T. yang menjadi Menteri Sosial Republik Indonesia atau Hj. Eva Dwiana, S. E. yang menjadi Walikota Bandarlampung, dan masih banyak lainnya.
Untuk memperoleh peluang atau kesempatan kesetaraan itu tetap diperlukannya suatu bekal yang cukup matang. Oleh sebab itu, penting bagi perempuan untuk mengemban pendidikan setinggi-tingginya. Sebagaimana sedikit kutipan dari R.A. Kartini, “Pendidikan untuk wanita itu penting dalam konteks mendukung peranannya”. Dengan berpendidikan tinggi, kita dapat memperluas wawasan yang kita miliki. Wawasan yang luas akan membantu kita memiliki kepribadian yang lebih terbuka. Dan semakin tinggi pendidikan seseorang maka keahlian dan keterampilan yang dimiliki semakin beragam karena kita akan terus belajar mengasah dan memperbarui keahlian dan keterampilan kita.
Tak hanya berpendidikan tinggi saja untuk memperoleh peluang kesetaraan namun dibutuhkan pula integritas yang baik. Sebagaimana definisi integritas itu sendiri adalah kualitas jujur atau memiliki prinsip moral yang kuat. Perempuan yang dapat dipercaya, baik hati, serta konsisten antara perkataan, hati, dan perbuatannya. Perempuan masih dianggap minoritas dalam karakter ini. Untuk menjadi perempuan yang berintegritas kita dapat merefleksikannya dengan bertanggung jawab atas tindakan kita sendiri, konsisten, mandiri dan tak takut untuk menjadi berbeda, berargumen dengan baik, dapat mengendalikan emosi dengan baik, berpikir dengan logis, dan dapat melihat atau mendengar tidak hanya dari satu sudut pandang saja. Beberapa hal ini dapat kita lakukan dalam kehidupan untuk mencapai perempuan yang berintegritas.
Sehingga pada masa kini, perempuan haruslah berpendidikan tinggi dan berintegritas untuk mengisi peluang atau kesempatan kesetaraan ini dengan baik karena ini adalah perjuangan pahlawan kita, pelopor emansipasi wanita pada masanya.
Berbeda dengan masa yang akan datang, yaitu era digital atau era society 5.0 dimana kita dituntut untuk menghadapi berbagai tantangan dan hidup berdampingan dengan teknologi yang canggih. Sebagai perempuan kita harus dapat mempersiapkan diri dan dapat beradaptasi dengan masa yang akan datang dengan baik, karena era society 5.0 adalah era dimana semua teknologi adalah bagian dari manusia itu sendiri dan internet bukan lagi sekedar untuk berbagi informasi melainkan untuk menjalani kehidupan.
Maka, penting bagi perempuan untuk bisa menempuh pendidikan setinggi-tingginya dan menjadi perempuan yang berintegritas untuk masa kini dan masa yang akan datang. Integritas tanpa pengetahuan itu lemah dan tak berguna, dan pengetahuan tanpa integritas itu berbahaya dan mengerikan. Sehingga pendidikan yang tinggi harus sejalan dengan integritas yang baik pula. Dengan itu, kita dapat membuktikan bahwa perempuan juga bisa melakukan hal peranannya yang luar biasa.