Mitos atau Fakta Makanan dan Minuman yang Diburu Saat Pandemi

0
Mitos atau Fakta Makanan dan Minuman yang Diburu Saat Pandemi

Sukma_Polinela; Sejak kemunculan pandemi virus Covid-19 yang melanda seluruh dunia. Informasi soal pangan mulai dari bahan makanan, minuman hingga vitamin untuk melawan virus banyak yang bermunculan. Dimana banyak pula masyarakat yang mempercayai dan berbondong-bondong membeli yang menyebabkan fase panic buying. Badan Kesehatan Dunia (WHO) melalui biro media memberikan banyak klarifikasi soal informasi makanan dan obat herba yang disebut-sebut ampuh atasi virus Covid-19. Dilansir dari liputan6.com dan tirto.id berikut ini beberapa mitos dan fakta soal makanan dan virus Covid-19 atau Corona.

1. Susu Beruang atau Bear Brand

Banyak mitos yang beredar dimasyarakat, bahwa susu beruang atau bear brand diklaim dapat menangkal, dan bahkan menyembuhkan dari Covid-19. Beberapa waktu lalu ‘susu beruang’ sempat langka di pasaran, dan harganya melambung tinggi. Bagaimana tidak, banyak orang yang panik bahkan hingga berebutan untuk membeli susu steril ini karena diyakini bisa mengatasi Covid-19.

Faktanya :

Kandungan dalam susu ini tidak bisa membunuh virus Corona. Hal tersebut disampaikan langsung oleh Ketua Satuan Tugas (Satgas) Covid-19 Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Prof. Zubairi Djoerban, Minggu (4/7/2021).

“Susu beruang untuk mengobati Covid-19, tentu saja tidak bisa. ‘Susu beruang’ tak bisa mematikan virus Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS) – CoV-2 (virus Corona) penyebab Covid-19,” jelas Prof Zubairi yang dikutip dari Cable News Network (CNN) Indonesia.

2. Air Kelapa

Mitos tentang air kelapa juga banyak beredar yang dianggap mampu mencegah dampak buruk akibat infeksi Covid-19 dan mampu membantu pemulihan. Alhasil, buah kelapa pun menjadi barang langka. Hingga minggu pertama Juli 2021, penjualan buah kelapa dilaporkan meningkat dari seluruh penjuru Indonesia, bahkan harganya pun ikut terdongkrak.

Trend ini berdampak juga pada minuman air kelapa dalam kemasan yang mulai dicari masyarakat, karena memiliki kandungan kesehatan yang setara dengan air kelapa asli.

Faktanya :

Dalam sebuah siaran pers, satgas Covid-19 sendiri sebenarnya telah beberapa kali menyampaikan bantahan terkait resep atau ramuan terkait air kelapa Dr. Juwalita Surapsari Dokter Spesialis Gizi Klinis RS Pondok Indah juga mengatakan bahwa belum ada bukti ilmiah bahwa air kelapa mampu berfungsi sebagai obat, walaupun mungkin saja bisa meningkatkan imunitas dari kandungannya.

3. Garam Dapur

Mitos bahwa garam dapur dapat mencegah, bahkan membunuh Covid-19.

Faktanya:

Hasil penelusuran menyebutkan, tidak ada bukti medis dan ilmiah yang mendukung klaim garam dapat menyembuhkan penderita Covid-19. Faktanya, para ilmuwan membantah bahwa air garam bisa mencegah Covid-19 apalagi membunuh virus pemicunya.

Badan Kesehatan Dunia (WHO) bahkan menganjurkan untuk mengurangi asupan garam di tengah pandemi Covid-19 yang masih melanda.

4. Lada Hitam, Madu, dan Jus Jahe

Pernah beredar pesan yang berisi tentang pelajar India dari Pondicherry University bernama Ramu menemukan obat rumahan penyembuh Covid-19 yang sudah diterima WHO. Dia membuktikan kalau menambahkan satu sendok makan lada hitam ke dua sendok makan madu dan jus jahe selama lima hari akan menekan efek corona dan akhirnya hilang 100 persen.

Mitos tersebut akhinya banyak dipercaya oleh sebagian masyarakat, lalu apakah pesan tersebut benar-benar fakta adanya mengenai pencegahan Covid-19?

Faktanya :

Dilansir AFP Fact Check, klaim bahwa mahasiswa India telah menemukan obat penyembuh Covid-19 adalah tidak benar. Mereka mengonfirmasinya melalui Perwakilan WHO di India, Supriya Bezbaruah.

“Ini adalah berita palsu dan WHO tidak pernah menerima penyembuhan rumahan sebagai obat Covid-19.”Artikel yang sama juga mengonfirmasi kabar ini pada Dr. R Venketesh Kumar, Koordinator Sosial Media di Pondicherry University yang disebut dalam klaim.

Universitas tidak ada hubungannya dengan kabar yang beredar di media sosial. Dan diminta setiap orang untuk memeriksa semua pesan atau klaim yang masuk pada website atau akun resmi media sosial milik kampus. Website lain juga menulis artikel yang terkait dengan klaim itu seperti Thelogicalindian.com yang berjudul, “Fact Check: WhatsApp Forward Says Pondicherry University Student Found A Home Remedy Cure For COVID-19.”

Dalam artikel tersebut mereka mengonfirmasi Wakil Rektor di Pondicherry University, Gurmeet Singh. Singh mengungkapkan kabar tersebut palsu dan tidak tahu darimana kabar tersebut berasal.

WHO sendiri dalam website resminya pernah menyatakan bahwa menambah lada dalam makanan tidak bisa melindungi atau menyembuhkan virus corona Covid-19. Jadi, klaim yang menyebut pelajar di India menemukan obat penyembuh virus corona Covid-19 hanya dari lada hitam adalah hoaks.

5. Telur Rebus

Mitos beredar bahwa mengonsumsi telur rebus dipercaya dapat mencegah dan terhindar dari penularan Covid-19. Salah satunya adalah berita soal makan telur rebus tengah malam yang disebut bisa mencegah penularan virus Corona.

Menyebarnya kabar ini dimulai dari unggahan video seorang bayi yang bisa bicara dan menyuruh orang-orang untuk makan telur rebus saat tengah malam sebagai tolak bala. Layaknya penyebaran hoaks lain secara acak dan cepat, berita mengenai telur rebus bisa mencegah dan menyembuhkan Corona tiba-tiba beredar dan tidak sedikit orang yang memercayainya.

Faktanya :

Juru Bicara Gugus Tugas Covid-19 Sumatera Utara, Aris Yudhariansyah, angkat bicara. Dia menyebut telur rebus memang punya kandungan gizi tertentu, tapi belum ada penelitian yang menyebut mengonsumsi telur rebus bisa menangkal Corona.

Melihat fenomena ini, medical editor sehat, Dr. Anandika Pawitri mengungkapkan bahwa sebaiknya masyarakat jangan mudah percaya begitu saja tulisan ataupun video yang diunggah di media sosial. Sebab, jika menyangkut urusan kesehatan, akibatnya bisa berbahaya.

Lagipula ia mengungkapkan, hingga saat ini belum ada satu makanan pun yang telah terbukti melalui penelitian, bisa mencegah infeksi virus Corona, termasuk jenis virus Corona yang menyebabkan Covid-19. Saat ini, hal yang efektif untuk mencegah penularan adalah dengan menjaga kebersihan dan daya tahan tubuh.

Jadi, mengonsumsi telur rebus itu baik dan menyehatkan, namun belum teruji klinis bahwa telur rebus dapat menangkal Covid-19.

6. Bawang Putih

Mitos beredar bahwa meminum sup yang terbuat dari merebus delapan siung bawang putih dalam air akan menyembuhkan seseorang dari virus Corona.

Faktanya :

Meskipun konsumsi bawang putih secara teratur dapat membantu meningkatkan kekebalan, tetapi tidak mungkin mengonsumsi sup bawang putih akan membantu melindungi tubuh dari serangan virus SARS-CoV-2.

7. Cabai

Mitos bahwa menambahkan cabai ke makanan bisa mencegah virus Corona.

Faktanya :

Salah. Meskipun mengonsumsi cabai dalam jumlah terbatas dapat bermanfaat bagi kesehatan Anda karena mengandung capsaicin, yang bertindak sebagai antioksidan untuk melindungi sel-sel dan membantu meredakan peradangan, tidak mungkin ramuan pedas dapat mencegah penyakit virus Corona.

8. Vitamin C

Selain beberapa makanan dan minuman yang banyak diburu dimasa pandemi, ternyata ada jenis vitamin juga yang banyak dicari oleh masyarakat, yaitu vitamin C. Karena mitosnya dapat dipercaya untuk menangkal Covid-19. Lalu apakah benar mengenai berita tersebut? Mari kita ulas faktanya:

Vitamin C memang diketahui memiliki banyak manfaat dalam tubuh kita. Selain menjaga daya tahan tubuh, vitamin C juga memiliki sejumlah manfaat lain seperti berperan sebagai antioksidan, mencegah penyakit, memperlambat penuaan, dan mencerahkan kulit.

Secara khusus, vitamin C mampu memperbanyak dan mempercepat penyebaran limfosit, yang berfungsi meningkatkan antibodi. Selain itu, mengonsumsi vitamin C juga membuat kita lebih cepat pulih dari penyakit dan meredakan gejala yang timbul.

Seperti diketahui juga bahwa antibodi manusia sangat berpengaruh dalam hal menangkal masuknya penyakit yang berasal dari kuman, bakteri, hingga virus. Dilansir dari Healthline, Asosiasi Kesehatan Shanghai bahkan menganjurkan agar setiap pasien positif Corona yang ada di rumah sakit, diberi asupan vitamin C yang cukup.

Tidak berhenti sampai di situ, sebuah review yang dilakukan tahun 2019, pemberian vitamin C kepada para pasien di ICU bahkan bisa mengurangi masa tinggal mereka di ICU hingga 8% dan mengurangi ketergantungan mereka terhadap alat bantu pernapasan hingga 18.2%. Hebatnya, meski memiliki banyak manfaat, vitamin C bisa didapatkan dengan mudah melalui makanan sehari-hari, khususnya sayur dan buah-buahan.

Di tengah masa-masa sulit akibat pandemi ini, sebaiknya kita mencari tahu fakta dan informasi terlebih dahulu agar kita tidak termakan hoaks yang dapat merugikan diri sendiri dan orang lain. (*Novri)

 

Sumber:

“Deretan Hoaks Makanan dan Minuman yang bisa Sembuhkan Covid-19 (Adyaksa Vidi, 2020)”

“Mitos atau Fakta? Vitamin C Bisa Bantu Tubuh Cegah Corona (Yosef Bayu Anangga, 2020)”

“9 Daftar Mitos Soal Makanan dan Virus COVID-19 (Dewi Adhitya S. Kesono, 2020)”

“Terkuak! Fakta di Balik Mitos Susu Beruang Bisa Obati COVID-19 (Achmad Reyhan Dwianto, 2021)”

 

Reporter :

Triyono

Tinggalkan Balasan