Tak perlu nama untuk mengenal siapa ia
Ia semacam rasa hampa yang kerap kali menyiksa
Bahkan berkali-kali ditampar realita
Tapi tetap mengagungkan ekspetasi yang sekadar manipulasi saja

Terkadang,
Manusia senang berpura-pura bahagia diatas duka
Memaksa diri agar gagah ketika sedang lelah
Kudengar manusia tidak suka sakit
Namun mereka berlomba-lomba mengumumkan bahwa sedang terluka

Sebenarnya siapa manusia?
Manakah kalimat nyata dan dusta mereka?
Mengapa banyak sekali rahasia?
Mengapa penuh sekali dengan lara?
Dimana letak bahagia mereka?

Ku pikir, layar gawai bisa membahagiakan mereka
Ternyata justru menyiksa
Ia menjadi tidak peka
Cerita di hari-harinya hanya untuk memenuhi kebutuhan insta story belaka

Tanpa pernah mengerti,
Banyak hal baik yang harus ditatap sebelum ia tidak ingin lagi menetap

Kau tahu?
Saat ini, menjadi dewasa sama dengan melewati luka
Meski menyakitkan ia jelas mendewasakan

Kau tahu?
Obat tak selamanya selalu menjadi baik meski selalu membaikkan

Jadi, ketika sedang terluka belajar untuk reda sendiri
Karena banyak hal yang meninggalkan meski telah diusahakan untuk tinggal

Semesta tak memberi jawaban atas pertanyaan yang sering kau tanyakan
Tapi ia memiliki takdir baik untuk kau jalani

Ingin ataupun tidak
Kau harus bertahan
Sebab jika berhenti,

Kau tak akan pernah tahu
Seberapa baiknya Tuhan menciptakan bahagia ketika kau berhasil melewati ujian berat ini di masa
depan kelak

Tinggalkan Balasan