Bentuk Soft Skill Mahasiswa, Prodi Tepa Adakan Teaching Industry

Beberapa Mahasiswa D3 Teknologi Pangan Sedang Melakukan Kegiatan Teaching Factories di Lab THP (24/02/2021).
Sukma_Polinela; Program Studi (Prodi) Teknologi Pangan (Tepa) Politeknik Negeri Lampung (Polinela) membentuk kegiatan teaching industry sebagai salah satu bentuk kegiatan untuk meningkatkan kompetensi mahasiswa. Tahun 2020 Prodi D3 Teknologi Pangan mendapatkan hibah membentuk link and match antara prodi dengan perusahaan, salah satunya pemutakhiran kurikulum dan mengundang seluruh industri pangan di daerah Lampung maupun di luar Lampung untuk memberikan masukan terhadap kurikulum. Masukan-masukan itu antara lain adalah, perusahaan tersebut menginginkan mahasiswa D3 Tepa yang memiliki soft skill selain hard skill dibidang analisis pangan.
Kepala bagian laboratorium, Chandra Utami Wirawati, menjelaskan ”Lulusan D3 Tepa harus mempunyai soft skill, dengan membuat satu kegiatan atau terobosan untuk memperkuat link and match tersebut, dibentuklah teaching industry ini. Agar dapat meningkatkan kompetensi mahasiswa, terutama mahasiswa semester 1,2,3,4 dan 5 dalam bidang analisis pangan” ujarnya.
Ia menuturkan Teaching industry adalah tempat dimana mahasiswa dan industri berkolaborasi untuk memecahkan permasalahan yang ada di dalam industri dan sebagainya.
“Keuntungan bagi mahasiswa yaitu kompetensinya akan meningkat, disebabkan semester 1 itu belum pernah praktek sama sekali sementara dasar-dasar analisa itu ada di semester 1, minimal kita bisa memberikan keterampilan kepada mereka untuk melakukan analisis, karna setelah lulus tugas mahasiswa yaitu harus menguasai itu, selain itu mahasiswa yang mengikuti kegiatan ini akan diberikan sertifikat.”lanjutnya
Teaching industry ini sudah berlangsung sejak awal bulan Februari sampai akhir Februari ini dan sudah berjalan 2 termin yang apabila ditotal telah menghasilkan 16 mahasiswa.
Dalam pelaksanaannya pun sudah dijadwalkan guna membatasi dan mematuhi peraturan yang sudah disepakati oleh pihak kaprodi dengan direksi.
Mahasiswa yang mengikuti kegiatan teaching industry ini pun harus melengkapi persyaratan seperti adanya surat kesehatan, izin orang tua, persetujuan dari kampus dan mematuhi peraturan laboratorium serta tidak melupakan 3M (memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak dan menghindari kerumunan).
Menurut mahasiswa yang mengikuti teaching industry mereka merasa senang dengan adanya kegiatan ini terutama semester 1, dikarenakan awal mereka melakukan praktek secara langsung dan mengetahui kegiatan apa yang dilakukan di program studi D3 Teknologi Pangan. ”Supaya ada kegiatan di masa pandemi dan punya banyak manfaat karna kita bisa tau kita kuliah di prodi teknologi pangan itu kegiatannya apa saja, dikarenakan semester 1 belum pernah masuk kuliah tatap muka. Praktek langsung, bisa belajar secara langsung di kala Pandemi, senang bisa mengikuti kegiatan ini untuk mengetahui analisa pangan, analisa mikrobiologi dan untuk mengikuti kegiatan ini semester 1 itu maksimal 5 orang setiap kelasnya” ujar Triana mahasiswa semester 2 D3 Teknologi Pangan.
“Teaching industri ini sangat berpengaruh,berhubung sudah satu tahun tidak melakukan praktek maka ini adalah kesempatan untuk kita mendapatkan kompetensi di teaching industri ini, manfaatnya banyak yang tadinya kita tidak mengetahui bisa menjadi tahu contohnya seperti uji betakaroten, dengan adanya praktek maka kami bisa paham dan harapannya kita bisa mengajari teman-teman lainnya yang tidak bisa mengikuti kegiatan di teaching industri ini untuk mendapatkan kompetensi yang sudah di dapat di kelas online dan dipraktekkan di kegiatan ini.
Rencananya pada saat semester 4 nanti ada praktek sistem blok dan untuk yang mengikuti kegiatan ini nantinya akan mengajari teman-teman yang lain. Senang sudah 1 tahun tidak belajar secara langsung dan mengikuti kegiatan ini jadi punya pengalaman baru dibimbing oleh PLP dan dosen sesuai mata kuliah” ujar Era mahasiswa semester 4.
Harapan dengan adanya kegiatan teaching industri ini, bisa menaikan nilai tawar mahasiswa D3 Teknologi Pangan artinya dengan pada saat mereka lulus meraka tidak hanya mempunyai ijazah saja, tetapi bisa juga mempunyai sertifikat kompetensi tersebut sehingga bisa meningkatkan nilai jual mereka di perusahaan.(*Egar)
Reporter :
Alda Astin Olivia
Triyono