Konsolidasi Keempat, Bedah Tuntutan PAM

Kondisi Saat Konsolidasi Empat Berlangsung (13/12/21)

Sukma_Polinela: Majelis Permusyawaratan Mahasiswa (MPM) Politeknik Negeri Lampung (Polinela) kembali melanjutkan Konsolidasi Pekan Aspirasi Mahasiswa (PAM) yang Keempat

(IV) di Lapangan GSG (Wall Climbing), Senin (13/12/2021). Kegiatan tersebut Kembali membahas poin-poin tuntutan baru dan merevisi tuntutan yang sebelumnya, serta penambahan tuntutan guna untuk mengkaji dan membedah permasalahan dari tuntutan yang telah disampaikan pada konsolidasi sebelumnya. Konsolidasi Keempat (IV) ini dihadiri oleh perwakilan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM), Gubernur Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ), dan Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM).

Muhamad Fadil Akbar selaku Presiden Mahasiswa (Presma) Polinela menjelaskan bahwa pada poin satu menuntut Direktur Polinela untuk segera merealisasikan tuntutan PAM. “Ketika Konsolidasi Ketiga (III) itu sebenarnya sudah dibahas poin tuntutan utama terkait PAM, pada poin satu menuntut Direktur Polinela untuk segera merealisasikan terkait dengan tuntutan PAM tahun 2021 dalam waktu kurang lebih 6 bulan,” tutur Fadil. Pada konsolidasi ini para mahasiswa berkumpul untuk membentuk gambaran teknis untuk mendapatkan jawaban dari semua tuntutan yang nantinya akan disampaikan kepada pihak Direksi.

Namun pada saat konsolidasi berlangsung, terdapat perubahan narasi diantaranya pada pembahasan poin kedua (2), yang awalnya meminta Direktur Polinela untuk melakukan evaluasi kuliah dalam jaringan (daring) 2020 dan optimalisasi kuliah daring 2021 direvisi menjadi meminta Direktur Polinela untuk melakukan evaluasi kuliah daring 2021 dan optimalisasi kuliah luar jaringan (luring) 2022. Juga terdapat revisi pada poin ketiga (3), yang dirubah menjadi mendesak Direktur Polinela untuk melakukan transparansi dana kemahasiswaan di awal tahun 2022 dan meningkatkan dana kemahasiswaan tahun 2022. Serta poin keempat (4) juga direvisi menjadi mendesak Direktur Polinela untuk melibatkan keputusan/kebijakan yang menyangkut kegiatan kemahasiswaan. Bahkan ada juga poin tambahan, yaitu poin kelima (5) yang menuntut Direktur Polinela untuk membentuk satuan petugas pencegahan dan penanganan kekerasan seksual di kampus Polinela.

Terkait poin kelima yang disampaikan oleh Fadil, Lutfi selaku Komisi IV MPM sangat setuju dengan penambahan poin tersebut, yang berisikan tuntutan untuk menuntut Direktur Polinela agar membentuk Satuan Petugas Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Seksual di kampus Polinela. Ia mengatakan bahwasanya dari pihak Direksi itu, belum ada tindakan yang terlihat dari para mahasiswa. Pihak Direksi itu tak hanya menjalankan peraturan dari Kemendikbud, tetapi juga harus menyikapinya oleh karena itu, poin kelima dibuat agar dapat merespon Peraturan Kemendikbud Nomor 30 Tahun 2021 tentang kekerasan seksual yang dilarang, baik itu secara verbal, nonfisik, fisik atau melalui teknologi informasi dan komunikasi.

Ilham selaku perwakilan dari BEM mengatakan akan ada konsolidasi akbar terkait bagaimana tuntutan dari aspirasi mahasiswa itu terealisasikan. “Karena pembahasan poin-poin tuntutan belum terselesaikan hari ini juga, maka rencananya akan diadakan konsolidasi akbar terkait bagaimana tuntutan dari aspirasi mahasiswa itu terealisasikan, yang diagendakan pada Rabu (15/12/2021) pukul 15:00 di Lapangan Polinela/Wall Climbing

Salah satu perwakilan dari BEM, Slamet berharap agar Dewan Direksi dapat mengindahkan poin tuntutan dari mahasiswa. “Semoga kedepannya pihak dari Polinela itu sendiri merealisasikan tuntutan dari kami mahasiswa, karena besar harapan kami kepada Dewan Direksi agar bisa mengindahkan poin tuntutan dari kami,” tuturnya.

Sebelumnya acara PAM ini mengalami kendala seperti cuaca yang kurang mendukung yang menyebabkan acara ini tertunda selama 2 minggu. “Karena faktor hujan yang membuat konsol Keempat (IV) ini tertunda-tunda, dan juga tidak adanya ruang khusus/graha untuk acara konsol ini. Karena ketika pagi dan siang hari, mahasiswa sedang melaksanakan perkuliahan baik secara daring maupun luring, sehingga mengambil waktu disore hari merupakan keputusan yang tepat,” kata Lutfi.

Selain kendala cuaca dan tempat, Lutfi juga menambahkan kendala lainnya seperti kurangnya partisipasi dari Mahasiswa Polinela. “Kendala yang sering membuntuti dari Konsol Pertama (I) sampai sekarang ini adalah kurangnya partisipasi dari Mahasiswa Polinela, baik itu dari MPM, BEM, Gubernur dan juga dari UKM-UKM yang ada. Memang benar dengan adanya mereka acara bisa berjalan, namun jika banyaknya mahasiswa yang lain ikut dalam konsol ini maka aspirasi-aspirasi yang beragam tersebut dapat ditampung yang kemudian bisa kita sampaikan ke Dewan Direksi agar segera terealisasikan. Selain itu, dengan kurangnya partisipan itu bisa membuat indeks demokrasi dan euforia di hati Mahasiswa Polinela berkurang,” ujarnya.

Lutfi berharap, untuk konsolidasi akbar yang akan dilaksanakan pada Rabu (15/12/2021) pukul 15:00 WIB, partisipasinya ramai dan cuaca juga mendukung. “Semoga partisipasi dari mahasiswa itu ramai, dan juga semoga cuaca pada hari Rabu itu mendukung, karena pembahasan di konsol akbar ini tidak lagi tentang tuntutan, melainkan tentang arah gerak kemana tuntutan itu akan terealisasikan, apakah akan diadakannya aksi atau mungkin mimbar bebas kampus itu sendiri,” ujarnya. (*Novri)

 

Reporter:

M. Khadafi

 Asya Desta Farisa

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *